SM3T MEMBAWAKU ke NTT
TangkalInfo - Merantau bukan pengalaman pertama dalam
kehidupan saya, itulah mengapa saya yakin ikut program SM3T yang di
selenggarakan oleh Dikti lewat LPTK Untan Kalimantan Barat. Awalnya sulit
menyakinkan kedua orang tua, karena saya merupakan anak satu satunya perempuan.
“Tidak usahlah boru ikut SM-3T, apalagi nanti kalau kamu ditempatkan ditempat
yang tidak ada signalnya, ngak bisalah nanti kami hubungin kamu. Makin rindulah
nanti bapak sama mamak boru.” bapak saya berkata demikian, tetapi tekat
merantau saya sudah bulat. Saya berkata pada bapak” ini kan program Dikti pak e,
jadi ada jaminan dan gaji yang tetap dan juga semua biaya pulang pergi di
tanggung serta dapat bonus PPG pak”. Kami terus berdialog dan saya berusaha
menyakinkan kedua orang tua. Perlu di maklumi berhubung saya anak perempuan
satu satunya makanya bapak saya sangat khawatir jauh dari saya. Keyakinan saya
yang menggebu – gebu meluluhkan hati bapak dan ibu, dan akhirnya saya di
ijinkan untuk ikut SM3T. Puji Tuhan saya berkata dalam hati, rasanya senang
sekali bisa berpetualang lagi biarpun tak tahu nanti ditempatkan dimana.
Pendaftaran on line
sudah saya lakukan dan akhirnya saya lolos dalam seleksi tahap satu yaitu tes
administrasi, ucap syukur selalu terucap dalam mulut saya. Selanjutnya tes
tahap dua yaitu tes on line di laboraturium Untan, disana saya ketemu dengan
kawan – kawan dari kampus Untan dan dari Universitas lainnya yang juga ikut
seleksi dan Puji Tuhan saya lolos lagi. Saat yang di nantikan adalah tes tahap
tiga sekaligus tes penentu yaitu tes psikotes dan wawancara. Lagi –lagi saya
ucapkan Puji Tuhan karena saya lolos tes tahap akhir dan saya keterima sebagai
peserta prakondisi dan siap untuk di berangkatkan di tempat tugas.
Peserta SM-3T UNTAN 2015
Diluar dugaan bahwa
kegiatan prakondisi dilaksanakan di Universitas Tanjung Pura,. Ini merupakan
Suatu kehormatan bagi saya, karena saya bias mengetahui Universitas Tanjung
Pura. Itu dikarenakan saya bukan berasal dari alumni Universitas Tanjung Pura.
Tepatnya tanggal 1 - 15 Agustus 2015 dilaksanakan prakondisi sebelum
diberangkatkan ke tempat tugas, dimana peserta ditempa berbagai keahlian sesuai
bidang study dan ketrampilan – ketrampilan lain sesuai daerah penempatan. Ada
yang selalu saya dan teman- teman nantikan saat prakondisi yaitu
pengumuman dimana kami akan di tugaskan. Hati ini terasa berdetak kencang saat
mengetahui hal itu, dan akhirnya saya melihat pengumuman, tak di sangka kami ditempatkan
ditempat di Kabupaten Belu NTT. Setelah pengumuman itu kami dengar langsung
dari Ketua Koordinator Peserta SM-3T Ibu Eny, kami pun merasa agak aman, dan
banyak –banyak berdoalah, agar nantinya dapat sekolah yang letaknya lumayan
dekat dari pusat kabupaten.
Bandara Atambua
Haliwen
Pada tanggal 18 Agustus
2015 saya diberangkatkan ke NTT bersama teman – teman angkatan lima dengan
membawa tekat yang berapi – api untuk berjuang mencerdaskan bangsa Indonesia di
bagian Tengah. Melalui kampus Untan pada pagi hari kami berangkat menggunakan
bus menuju Bandara Supadio Kalbar. Penerbangan dengan Lion Air di mulai pukul 12.00
dan sampai di bandara Soekarno Hatta Pukul 13.45 . kami melanjutkan perjalanan dari
Jakarta menuju kupang sekitar pukul 18.00 sampai 22.45 waktu Indonesia Tengah.
Setibanya di kupang kami semuanya sangat kelelahan, kami pun menginap dihotel
yang sudah disediakan pihak koordinator SM-3T. Esok harinya kami melanjutkan
perjalanan dari Kupang ke Kabupaten Belu, kami berangkat dari Bandara ELtari
Kupang menuju Atambua, Kab Belu sekitar pukul 10.00 wita. Tak lama kemudian
sekitar 45 menit sampailah di kota Atambua, Kabupaten Belu tempat dimana saya
akan mengabdi Selama satu tahun. Atambua merupakan Ibukota dari kabupaten Belu
yang letaknya berdekatan dengan perbatasan Timor Leste. Disinilah kami 22 orang
memulai pengabdian menjadi guru SM3T.. Setibanya di atambua saya kagum melihat
kemajuan kota atambua dari segi infrastruktur jalan maupun kendaraan yang
sangat banyak.
Bapak pengawas yang
mengantar kami mengatur penempatan dan serah terima untuk mengajar di sekolah –
sekolah yang ada di Kabupaten Atambua.. Ketika hari serah terima kami, yang di
hadiri oleh guru – guru mulai dari SD sampai SMA. Tata acara pun dimulai dari
sambutan sampai penutup acara, dan akhirnya masing – masing kepala sekolah atau
yang mewakili membawa kami untuk melihat sekolah masing – masing
serta mengatur kapan mulai masuk mengajar di sekolah.
Siswa- siswi SDK
Laktutus
Saya
bertugas di SDK Laktutus Kecamatan Nanaet Duabesi yang berbatasan langsung
dengan Negara Timor Leste. Sekolah ini lumayan jauh dari pusat kabupaten, untuk
menempuh kota Atambua kira kira memerlukan waktu 3 jam berada tepat terletak di
ibu kota kabupaten. SDK Laktutus memiliki 325 siswa yang terbagi dalam 3
sekolah, 1 sekolah induk dan 2 sekolah cabang. Disekolah induk ada
enam kelas yaitu kelas I, II, III, IV , V dan VI. Sedangkan
disekolah cabang Bakubirus ada 4 kelas yaitu kelas I, II, III dan IV.
Sekolah cabang beremuti ada tiga kelas
yaitu kelas I, II, dan III. Sekolah ini didirikan
pada tahun 1970. Sekolah ini berdiri pada 1 Agustus 1950, yang
merupakan sekolah tertua di kecamatan Nanaet Duabesi. SD Katolik Laktutus pertama
didirikan oleh Bapak Paulinus Halek yang dulu hanya dibangun dengan dinding bambu atau yang sering
disebut orang asli sini dari kayu hadak dan
atap daun alang-alang. Dahulu masih belajar dengan menggunakan tempat duduk
yang terbuat dari hadak tersebut dan menulis hanya dengan menggunakan batu
tulis. Pertama berdiripun masih hanya ada tiga kelas dan dijadikan kelas
parallel. Seiring berjalannya waktu ketika tahun 1973 SDK Laktutus mendapatkan
bantuan dari pemerintah berupa meja dan bangku tetapi itu hanya untuk tiga
ruangan itu saja. Dan seterusnya dengan kegigihan dan keuletan Bapak Paulinus
Halek selaku pendiri SDK Laktutus beserta Kepala Sekolah yang pernah menjabat
di SDK Laktutus sudah banyak mendapatkan berbagai bantuan dari pemerintah
maupun LSM.
SDK
Laktutus yang berdiri diatas tanah seluas 1432 m2 ini terdiri dari 6
ruang belajar untuk siswa kelas 1 s.d 6, 4 ruang
WC dan 2 belum berfungsi. 1 ruang
guru dan ada beberapa bangunan yang mendapatkan bantuan dari dana alokasi
khusus (DAK) akan tetapi sampai saat ini bangunan tersebut masih belum rampung
dan terbengkalai. Pada tahun 2009 sekolah menerima bantuan dari PNPM 3 ruang kelas belajar permanen. SD Katolik Laktutus dengan Pimpinan Kepala Herman Koli. Dengan memegang visi “Menghasilkan Peserta Didik, yang Beriman,
Bertakwa, Cerdas, Terampil, dan Berbudaya”.
Pada
tahun Pelajaran 2015/2016 SDK Laktutus mempunyai tenaga guru / pendidik
sebanyak 18 orang yaitu 1 Kepala sekolah, 16 guru dan 1 orang guru SM-3T. Dari
jumlah guru, yang statusnya PNS 5 orang, guru honor 12 orang. Jumlah guru di
SDK Laktutus dapat dikatakan cukup. Struktur tenaga kependidikan di SDK
Laktutus dapat dikatakan belum lengkap. Hal ini dikarenakan tidak ada tenaga
kepegawaian yang mengurus masalah surat-surat ataupun administrasi sekolah.
Yang mengurusi masalah-masalah kelengkapan administrasi sekolah adalah Kepala
Sekolah sendiri.
Sebagian besar siswa SD Katolik Laktutus kurang disiplin dalam
hal berpaikaian. Banyak siswa yang tidak memiliki pakaian seragam lengkap,
seperti sepatu, ikat pinggang, dan atribut yang lain. Siswa tidak terbiasa
mandi saat berangkat sekolah karena daerah yang dingin. Prestasi belajar siswa
juga masih tergolong rendah, wawasan siswa sangat sempit, mereka cenderung
cepat lupa, mudah bosan dan mudah capek. Daya serap siswa akan pelajaran
tergolong kurang karena siswa hanya belajar di sekolah saja, sepulang sekolah
siswa membantu orang tua bekerja di kebun, dan pada malam harinya mereka tidak
bisa belajar karena sudah capek dan juga tidak ada listrik.
Guru- guru SDK Laktutus
. Saya hanya berharap
bahwa suatu saat perjuangan saya dan teman – teman sekarang membawa manfaat
bagi kemajuan dalam bidang pendidikan di tanah NTT khususnya di daerah
penempatan saya. Itulah goresan tinta pengalaman yang dapat saya bagikan,
semoga bermanfaat, Amiin.
SALAM
SEMANGAT.
By
: Nirwanti. Simanjuntak
0 Response to "SM3T MEMBAWAKU ke NTT"
Posting Komentar